Jumat, 12 Juli 2013

Rancangan Pembelajaran MMP

1.   Rancangan Pembelajaran MMP
        Rancangan pebelajaran MMP menyangkut empat hal pokok yaitu tujuan MMP, materi MMP, metode MMP, dan penilaian MMP. Yang dimaksud dengan rancangan di sini adalah perencanaan kegiatan belajar-mengajar yang berbentuk persiapan mengajar. Persiapan mengajar ini biasanya dipersiapkan guru sebelum mereka melaksanakan kegiatan belajar-mengajar secara operasional di dalam kelas. Wujud persiapan mengajar ada yang tertulis, ada juga yang tidak tertulis. Satuan pelajaran (satpel) atau Rencana Pembelajaran (RP) merupakan salah satu contoh dari wujud persiapan mengajar secara tertulis. Contoh persiapan yang tidak tertullis meliputi penguasaan materi, kesiapan mental guru dan siswa, alat dan sumber belajar, organisasi belajar dan lain-lain.

1.1   Kompetensi Dasar dalam MMP
Tujuan kelas terdapat pada setiap kelas, mulai kelas I hingga kelas VI. Tujuan kelas merupakan kemmpuan minimal yang harus dimiliki siswa pada kelas tersebut. Ada 8 butir tujuan yang dimaksud ke dalam tujuan kelas I. Kedelapan tujuan kelas dimaksud meliputi paparan berikut ini.
1.      Siswa bantu mampu menulis kata-kata dan kalimat sederhana, dan membaca dengan lafal dan intonasi yang wajar.
2.      Siswa mampu menuliskan kegiatan sehari-hari dengan kalimat sederhana.
3.      Siswa mampu memahami pesan lisan.
4.      Siswa mengenal sifat-sifat, kebiasaan, dan watak yang baik, melalui bacaan, cerita, percakapan, dan kegiatan sehari-hari (bangun pagi, rajin, jujur, disiplin, bersih, sopan santun, hormat dan taat


5.      kepada orang tua).
6.      Siswa mampu memahami bermacam-macam cerita.
7.      Siswa mampu melafalkan kata-kata dalam bait-bait puisi yang sesuai dengan anak.
8.      Siswa mampu memceritakan dan menuliskan tentang benda-benda yang dikenal di sekitarnya dengan kalimat sederhana.
9.      Siswa dapat melakukan percakapan dengan kalimat sederhana.

Berdasarkan tujuan kelas di atas, guru merumuskan tujuan khusus sesuai dengan butir-butir pembelajaran yang akan dibawanya, karena murid kelas I ini masih dianggap pemula untuk keterampilan membaca dan menlis, maka sajian utama pembelajaran bahasa Indonesia untuk mereka difokuskan pada paket MMP.
Berdasarkan rumusan tujuan di atas, guru dapat merumuskan tujuan-tujuan yang lebih spesifik atau tujuan pembelajaran yang lebih khusus. Di bawah ini, disediakan contoh rumusan tujuan pembelajaran khusus, misalnya:
·         Siswa dapat menulis kata-kata sederhana yang termasuk ke dala kelompok kata “nama diri”.
·         Siswa dapat menulis kalimat sederhana yang mengandung kosakata “nama diri”.
·         Siswa dapat membaca kata/kalimat sederhana yang mengandung kosakata diri dengan lafal dan intonasi yang tepat.
·         Siswa dapat menjelaskan arti kata yang dibacanya.
·         Siswa dapat menjelaskan maksud dan kalimat yang dibaca atau ditulisnya (dan seterusnya).

1.2  Materi Pembelajaran MMP
         Sebelum membuat persiapan mengajar, terlebih dahulu para guru harus mengkaji Analisis Materi Pembelajaran (AMP). Penyusunan AMP dilakukan dengan  memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Tujuan yang hendak dicapai.
2.      Tema yang cocok untuk mencapai tujuan tersebut.
3.      Isi dan bahasa yang mendukung tema dalam menunjang pencapaian tujuan, dan
4.      Prosedur pembelajaran yang sesuai.

Untuk memilih materi pembelajaran MMP yang cocok, guru perlu mempertimbangkan tingkat kesesuaian materi itu dengan tujuan tema, dan fokus pembicaraan. Meskipun tema-tema itu bukan meruppakan bahan (baca: isi pelajaran) yang harus diajarkan, namun penyajian pembelajaran yang didasarkan atas tema-tema tertentu akan lebih mengarahkan kegiatan belajar-mengajar siswa dan guru. Tema merupakan alat untuk melakukan kegiatan berbahasa, dan merupakan payung yang membungkus kemasan pelajaran bahasa Indonesia. Alternatif tema yang ditawarkan untuk antara lain sebagai berikut:
1.      Diri sendiri
2.      Keluarga
3.      Pengalaman
4.      Budi pekerti
5.      Keagamaan
6.      Lingkungan

         Satu hal yang harus dipahami guru, bahwa tema dan bahan ajar MMP bukanlah sesuatu yang harus dikuasai anak. Tema dan bahan ajar hanyalah merupakan alat bagi siswa untuk melakukan kegiatan berbahasa. Untuk pembelajaran MMP, tema dan bahan ajar merupakan alat atau sarana penguasaan keterampilan membaca dan menulis pada tingkat permulaan. Meskipun demikian, bukan berarti pemilihan bahan ajar boleh sembarangan. Pemilihan bahan ajar tetap harus dilakukan guru, dengan berpedoman pada berbagai kriteria, antara lain segi nilai pendidikan, segi kebermaknaan, segi kemanfaatan bagi kehidupan anak, dan lain-lain.
     Sebenarnya tidak ada keharusan untuk memilih dan menggunakan metode tertentu dalam pembelajaran MMP. Pada awal-awal pemberlakuan Kurikulum 1975, pemerintah kita memang pernah menganjurkan, bahkan mewajibkan penggunaan metode SAS dalam pembelajaran MMP di kelas I SD. Namun, setelah mengkaji dan menanggapi berbagai komentar dan temuan-temuan dari lapangan, pewajib tentang penggunaan metode SAS di kelas I tersebut kemudian dilonggarkan. Para guru kelas I boleh memilih dan menggunakan salah satu jenis atau campuran berbagai metode MMP tertentu yang dianggapnya paling tepat dan cocok untuk situasi dan kondisi murid-murid di sekolahnya.
1.1  Langkah-Langkah Pembelajaran Membaca Permulaan Kelas I SD
      Pembelajaran membaca permulaan bagi siswa kelas I SD dibedakan dalam 2 tahapan, yakni belajar membaca tanpa buku dan belajar membaca dengan menggunakan buku.
a.       Langkah-Langkah Pembelajaran Membaca Permulaan Tanpa Buku
Pembelajaran membaca permulaan tanpa buku berlangsung pada awal-awal pertama anak memasuki caturwulan ke satu.Hal ini dapat berlangsung kira-kira 8-10 minggu. Jika memungkinkan, tenggang waktu tersebut dapat dipersingkat lagi.
Sebelum KBM dilakukan, sebaiknya guru mengawalinya dengan berbagai kegiatan pra-KBM yang dapat merangsang dan menggali pengalaman berbahasa anak. Percakapan-percakapan ringan antara guru dan siswa sebelum kegiatan KBM dimulai merupakan langkah awal yang bagus untuk membuka pintu komunikasi. Sapaan-sapaan hangat dan berbagai pertanyaan ringan akan membuat siswa termotivasi untuk betah dan belajar di sekolah. Variasi-variasi kegiatan sebagai berikut:
1)   Menunjukkan gambar
     Misalnya guru menunjukkan gambar keluarga yang terdiri atas ibu, ayah, dan dua anak (laki-laki dan perempuan). Hal ini dimaksudkan untuk menarik minat dan perhatian anak.
2)   Menceritakan gambar
      Guru menceritakan gambar tersebut dengan memberi nama terhadap peran-peran yang terdapat di dalam gambar tersebut. Penamaan tokoh-tokoh hendaknya menggunakan huruf-huruf yang pertama-tama hendak dikenalkan kepada anak. GBPP dan Buku Paket dapat dijadikan acuan untuk penamaan tokoh-tokoh ter’sebut. Misalnya, Anda dapat menyebut “mama” untuk gambar ibu; “mimi” untuk gambar anak perempuan; “nana” untuk gambar anak laki-laki; dan “papa” untuk gambar ayah. Tema cerita dapat disesuaikan dengan tema-tema yang ada dalam GBPP, atau tema-tema yang diperkirakan menarik perhatian anak, dan akrab dengan kehidupan anak.
3)   Siswa bercerita dengan bahasanya sendiri
     Selanjutnya, satu-dua siswa diminta menceritakan kembali gambar tersebut dengan bahasanya sendiri
4)   Mengenalkan bentuk-bentuk tulisan dengan bantuan gambar
      Pada fase ini, guru mulai melepaskan gambar-gambar tadi secara terpisah, dan menempelinya dengan tulisan sebagai keterampilan atas gambar tadi. Sebagai contoh: di bawah gambar ibu tertera tulisan yang berbunyi “ini mama” atau “mama” (bergantung pada pemilihan metode MMP yang Anda gunakan). Perhatikan contoh gambar di bawah ini.
5)   Membaca tulisan bergambar
      Pada fase ini, guru mulai melakukan proses pembelajaran membaca sesuai dengan metode yang dipilihnya. Jika menggunakan metode eja atau metode bunyi, pengenalan lambang tulisan akan diawali dengan pengenalan huruf melalui proses drill (teknik tubian) atau proses hafalan. Jika menggunakan metode global atau metode SAS, proses pembelajaran membaca akan dimulai dari pengenalan struktur kalimat sederhana dan seterusnya.
6)   Membaca tulisan tanpa gambar
     Setelah proses ini dilakui, selanjutnya guru secara perlahan-lahan dapat menyingkirkan gambar-gambar tadi, dan siswa diupayakan untuk melihat bentuk tulisannya saja. Kegiatan ini dapat disertai dengan penyalinan bentuk tulisan ke papan tulis, dan guru menyajikan wacana sederhana yang dapat memberikan keutuhan makna kepada anak. Misalnya, guru dapat membuat wacana seperti berikut.
  Ini mama
  Ini mimi
  Ini nana
  Ini mama mimi
  Ini mama nana
7)      Mengenalkan huruf, suku kata, kata, atau kalimat dengan bantuan kartu.
Berikut ini disajikan beberapa alternatif pengenalan berbagai unsur bahasa melalui kartu-kartu.
·      Mengenalkan unsur kata/kalimat
·      Mengenalkan unsur kata/suku kata
·      Mengenalkan unsur suku kata/huruf

b.       Langkah-Langkah Pembelajaran Membaca Permulaan Dengan Buku
      Ada beberapa tawaran alternatif langkah pembelajaran permulaan dengan buku, antara lain sebagai berikut.
1)      Membaca buku pelajaran (buku paket)
a)      Siswa diberi buku (paket) yang sama dan diberi kesempatan untuk melihat-lihat isi buku tersebut. Mereka mungkin membuka-buka dan membolak-balik halaman dari buku tersebut hanya sekedar untuk melihat-lihat gambarnya saja.
b)      Siswa diberi penjelasan singkat mengenai buku tersebut: tentang warna, jilid, tulisan/judul luar, dan sebagainya.
c)      Siswa diberi penjelasan dan petunjuk tentang bagaimana cara membuka halaman-halaman buku agar buku tetap terpelihara dan tidak cepat rusak.
d)     Siswa diberi penjelasan mengenai fungsi dan kegunaan angka-angka yang menunjukkan halaman-halaman buku.
e)      Siswa diajak untuk memusatkan perhatian pada salah satu teks/bacaan yang terdapat pada halaman tertentu.
f)       Jika bacaan itu disertai gambar, sebaiknya terlebih dulu guru bercerita tentang gambar dimaksud
g)      Selanjutnya, barulah pembelajaran membaca dimulai. Guru dapat mengawali pembelajaran ini dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang mengawalinya dengan pemberian contoh (membaca pola kalimat yang tersedia dengan lafal dan intonasi yang baik dan benar), ada yang langsung meminta contoh dari salah seorang siswa yang dianggap sudah mampu membaca dengan baik, atau cara lainnya.
      Pembelajaran membaca selanjutnya dapat dilakukan seperti contoh-contoh model pembelajaran membaca tanpa buku. Perbedaannya terletak pada alat ajarnya. Membaca tanpa buku dilakukan dengan memanfaatkan gambar-gambar, kartu-kartu, dan lain-lain; sementara membaca dengan buku memanfaatkan buku sebagai alat dan sumber belajar.

1.2  Langkah-Langkah Pembelajaran Menulis Permulaan
     Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni (1) pengenalan huruf, dan (2) latihan.
1)      Pengenalan Huruf
     Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan. Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalannya dengan benar. Fungsi pengenalan ini dimaksudkan untuk melatih indera siswa dalam mengenal dan membeda-bedakan bentuk dan lambang-lambang tulisan. Misalnya guru hendak mengenalkan huruf a, i, dan n. Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut.
a)      Guru menunjukkan gambar seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki. Dua anak tersebut diberi nama “nani” dan “nana”.
b)      Guru mengenalkan nama kedua anak itu sambil menunjuk tulisan “nani” dan “nana” yang tertera di bawah masing-masing gambar
c)      Melalui proses tanya-jawab secara berulang-ulang, anak diminta menunjukkan mana “nani” dan mana “nana” sambil diminta menunjuk bentuk tulisannya.
d)     Selanjtunya, guru memindahkan dan menuliskan kedua bentuk tulisan tersebut di papan tulis, dan anak diminta memerhatikannya. Guru hendaknya menulis secara perlahan-lahan, dan anak diminta memerhatikan gerakan-gerakan tangan, serta contoh pengucapan dari bentuk tulisan yang sedang ditulis guru.
e)      Setiap tulisan itu kemudian dianalisis dan disintesiskan kembali.
Demikian seterusnya, kegiatan ini dilakukan berulang-ulang bersamaan dengan pembelajaran membaca permulaan

2)      Latihan
      Proses pemberian latihan dilaksanakan dengan mengutip prinsip dari yang mudah ke yang sukar, dari  yang sederhana menuju latihan yang kompleks. Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan, antara lain berikut ini.
a)      Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar. Tangan kanan berfungsi untuk menulis, tangan kiri untuk menekan buku tulis, agar tidak mudah bergeser. Pensil diletakkan di antara ibu jari dan telunjuk. Ujung jari, telunjuk, dan jari tengah menekan pensil dengan luwes, tidak kaku. Posisi badan ketika duduk hendaknya tegak, dada tidak menempel pada meja, jarak antara mata dengan buku kira-kira 25-30 cm.
b)      Latihan gerakan tangan. Mula-mula melatih gerakan tangan di udara dengan telunjuk sendiri atau dengan bantuan alat seperti pensil. Kemudian dilanjutkan dengan latihan dalam buku latihan. Agar kegiatan ini menarik, sebaiknya disertai dengan kegiatan bercerita. Misalnya, untuk melatih membuat garis tegak lurus, guru dapat bercerita yang ada kaitannya dengan pagar, bulatan dengan telur, dan sebagainya.
c)      Latihan ngeblat, yakni menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan yang sudah ada. Ada beberapa cara mengeblat yang bisa dilakukan anak, misalnya dengan menggunakan karbon, menggunakan kertas tipis, menebalkan tulisan yang sudah ada. Sebelum anak melakukan kegiatan, guru hendaknya memberi contoh cara menulis dengan benar di papan tulis, kemudian anak menirukan gerakan tersebut dengan telunjuknya di udara. Setelah itu, barulah kegiatan mengeblat dimulai. Pengawasan dan bimbingan harus dilakukan secara individual sampai seluruh anak terperhatikan.
d)     Latihan menghubung-hubungkan tanda titik yang membentuk tulisan. Latihan dapat dilakukan pada buku-buku yang secara khusus menyajikan latihan semacam ini.
e)      Latihan menatap bentuk tulisan. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih koordinasi antara mata, ingatan, dan jemari anak ketika menulis, sehingga anak dapat mengingat bentuk kata/huruf dalam benaknya, dan memindahkannya ke jemari tangannya. Dengan demikian, gambaran kata yang hendak ditulis tergores dalam ingatan dan pikiran siswa pasa saat dia menuliskannya.
f)       Latihan menyalin, baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada papan tulis. Latihan ini hendaknya diberikan setelah dipastikan bahwa semua anak telah mengenal huruf dengan baik. Ada beragam model variasi latihan menyalin, di antaranya menyalin tulisan apa adanya sesuai dengan sumber yang ada, menyalin tulisan dengan cara berbeda, misalnya dari huruf cetak ke huruf tegak sambung, atau sebaliknya dari huruf bersambung ke huruf cetak.
g)      Latihan menulis halus/indah. Latihan dapat dilakukan dengan menggunakan buku bergaris untuk latihan menulis. Ada petunjuk berharga yang dapat anda ikuti, jika murid-murid anda tidak memiliki fasilitas seperti itu. Perhatikan petunjuk berikut dengan cermat
1)      Untuk tulisan/huruf cetak, bagilah setiap baris halaman buku menjadi dua. Untuk ukuran dan bentuk tulisan, perhatikan contoh berikut.
2)      Untuk tulisan tegak bersambung, bagilah setiap baris halaman buku menjadi tiga. Untuk ukuran dan bentuk tulisan, perhatikan contoh berikut.
h)      Latihan dikte/imla. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa dalam mengoordinasikan ucapan, pendengaran, ingatan, dan jari-jarinya (ketika menulis), sehingga ucapan seseorang itu dapat didengar, diingat, dan dipindahkan ke dalam wujud tulisan yang benar.
i)        Latihan melengkapi tulisan (melengkapi huruf, suku kata, atau kata) yang secara sengaja dihilangkan. Perhatikan contoh berikut.
1)      Melengkapi huruf
2)      Melengkapi suku kata
3)      Melengkapi kata
j)        Menuliskan nama benda yang terdapat dalam gambar.
k)      Mengarang sederhana dengan bantuan gambar, dengan langkah sebagai berikut.
1)      Guru menunjukkan suatu susunan gambar berseri
2)      Guru bercerita dan bertanya-jawab tentang tema, isi, dan maksud gambar
3)      Siswa diberi tugas untuk menulis karangan sederhana, sesuai dengan penafsirannya mengenai gambar tadi, atau sesuai dengan cerita gurunya dengan menggunakan kata-kata sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar